jenis tanah di indonesia

Ringkasan Materi IPA SD Bab. Jenis tanah Dan Proses Pembentukannya

Diposting pada

Jenis tanah. Tanah adalah hasil dari pelapukan batuan. Batuan membutuhkan waktu jutaan tahun untuk bisa menjadi tanah. Pelapukan batuan disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: faktor aktivitas makhluk hidup dan faktor cuaca. Faktor aktivitas makhluk hidup yang dapat menyebabkan pelapukan batuan contohnya: aktivitas dari beberapa tumbuhan dan lumut. Sedangkan faktor cuaca yang dapat menyebabkan pelapukan batuan adalah panas, hujan, angin, gelombang air laut. Sebelum kita membahas tentang jenis tanah di indonesia, yuk kita bahas dulu macam macam pelapukan pada batuan.

Macam macam pelapukan batuan

Secara umum pelapukan pada batuan dibedakan menjadi 2 yakni pelapukan biologi dan pelapukan fisika. Lantas apa perbedaan dari kedua pelapukan tersebut? Tentu sahabat sudah membaca tentang faktor faktor penyebab pelapukan pada batuan. Nah berangkat dari faktor penyebab pelapukan batuan mari kita bahas jenis jenis pelapukan batuan. Yuk kita simak bersama sama !

A. Pelapukan biologi

Pelapukan biologi adalah pelapukan yang disebabkan oleh segala aktivitas makhluk hidup, seperti tumbuhan dan lumut. Ketika tumbuhan merambat pada batuan maka akan menggunakan lubang lubang pada batuan untuk merambatnya akar. Maka lama kelamaan lubang pada batuan semakin besar dan banyak. Hal ini dapat mengakibatkan batuan hancur. Dalam pelapukan biologi ini lumut sering disebut sebagai tumbuhan perintis.

B. Pelapukan fisika

Pelapukan fisika adalah pelapukan yang disebabkan oleh berbagai faktor alam, seperti cuaca dan juga suhu. Selain itu air, angin dan gelombang air laut juga dapat menyebabkan pelapukan fisika ini. Ketika batuan terkena panas maka batuan akan mengembang. apabila terkena air hujan maka batuan tersebut akan menyusut secara drastis. Apabila hal ini terjadi secara berulang ulang maka akan menyebabkan batuan menjadi lapuk dan hancur.

Susunan dan Jenis Tanah

Tanah adalah salah satu bagian dari permukaan bumi. Tanah mempunyai beberapa susunan dan juga jenis. Dan berikut ini susunan tanah dan jenis tanah.

A. Susunan tanah

Tanah mempunyai beberapa lapisan penyusun. Tiap lapisan susunan tanah mempunyai karakteristik yang berbeda beda. Menurut susunannya, lapisan tanah terdari dari lapisan tanah atas, lapisan tanah tengah, lapisan tanah bawah, dan lapisan tanah batuan induk.

Lapisan tanah

1. Lapisan tanah atas

Tanah lapisan atas biasanya memiliki tingkat kesuburan yang paling tinggi. Hal ini disebabkan bercampur dengan humus. Humus adalah jenis tanah yang berasal dari sisa sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati dan mengalami pembusukan. Proses pembusukan ini dibantu oleh pengurai yang terdiri dari bakteri dan juga cacing tanah.

2. Lapisan tanah tengah

Tanah lapisan tengah merupakan tanah yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan dengan air. Jenis tanah yang banyak dijumpai di lapisan tanah tengah ini adalah tanah liat.

3. Lapisan tanah bawah

Tanah lapisan bawah merupakan tanah yang berupa bongkahan bongkahan batuan. Namun di sela sela bongkahan batuan tersebut terdapat hasil pelapukan batuan. Pada lapisan tanah ini pelapukan masih sangat minim.

4. Lapisan batuan induk

Pada lapisan tanah batuan induk belum terjadi pelapukan sedikit pun. Lapisan tanah ini terdiri dari batuan yang masih pejal dan padat.

B. Jenis Jenis Tanah

Sudah dibahas di atas bahwa tanah berasal dari pelapukan batuan. Tentu saja tiap lapisan tanah memiliki komposisi yang berbeda beda. Dan berikut ini jenis tanah yang perlu kita ketahui, di antarannya:

1.Tanah aluvial

Tanah aluvial adalah jenis tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang terbawa oleh aliran air sungai. Tanah jenis ini merupakan hasil erosi dan pengikisan yang kemudian mengendap bersama lumpur sungai. Ciri khas dari tanah alluvial yaitu memiliki warna yang kelabu Dan biasanya tanah jenis ini bersifat subur.

Baca juga : ringkasan materi pesawat sederhana kelas 5 SD

Pada umumnya, tanah alluvial banyak ditemukan di daerah dataran rendah. Di Indonesia, tanah alluvial ini banyak dijumpai di wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.

2. Tanah vulkanis

Tanah vulkanis adalah jenis tanah yang berasal dari material letusan gunung berapi yang telah mengalami pelapukan. Jenis tanah ini sangat subur karena mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena kesuburannya ini maka tanah vulkanis sangat cocok untuk pertanian. Di Indonesia tanah vulkanis ini banyak ditemukan di daerah Bandung, Garut, Sumatra di sekitar wilayah Danau Toba.

Jenis tanah vulkanis

Berdasarkan komposisinya tanah vulaknis dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu: tanah regosol dan latosol. Yang membedakan di antara kedua jenis tanah ini adalah bahwa tanah regosol memiliki butiran tanah yang kasar dan berwarna kelabu sampai kuning. Selain itu kandungan organiknya juga sedikit. Jenis tanah ini sangat cocok untuk digunakan untuk menanam tembakau, palawija serta buah buahan.

Baca juga : Ringkasan materi gaya kelas 5 SD

Sedangkan untuk tanah latosol memiliki ciri khas seperti berwarna kuning hingga marah sera mengandung bahan organik yang bersifat asam. Jenis tanah latosol sangat cocok untuk ditanami tanaman karet, kopi, padi, kelapa dan juga palawija.

3. Tanah humus

Tanah humus merupakan jenis tanah yang berasal dari sisa sisa tumbuhan dan hewan yang sudah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini memiliki kesuburan yang sangat tinggi karena banyak mengandung unsur hara.
Tanah humus ini biasanya dijumpai di daerah hutan hujan tropis. Jenis tanah humus ini dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Tanah jenis humus sangat cocok untuk ditanami tanaman padi, kelapa dan juga nanas.

4. Tanah organosol atau tanah gambut

Tanah gambut sering disebut tanah gambut. Tanah gambut ini berasal dari proses pelapukan bahan -bahan organik dari tanaman rawa. Namun pembusukan yang terjadi belum sempurna karena tergenang oleh air. Maka tanah gambut ini bersifat kurang subur.

Ciri khas dari tanah gambut antara lain, merupakan tanah yang basah, lembek, berwarna gelap, bersifat asam dan kurang subur untuk pertanian. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah rawa yang terdapat daerah pasang surut, di antaranya, Papua bagian barat, Kalimantan bagian Barat, Sumatra bagian timur, Pulau Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.

5. Tanah podzolik

Tanah Podzolik merupakan tanah yang pembentukannya sangat dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan juga suhu yang rendah. Ciri khas dari tanah podzolik yaitu kandungan unsur haranya yang sangat sedikit, bersifat basa apabila terkena air, mengandung kuarsa, bersifat kurang subur serta mempunyai warna merah hingga kekuning kuningan.

Tanah podzolik sangat cocok ditanami kopi, teh dan juga karet. Daerah persebaran tanah podzolik ini sebagian besar ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, dan juga Papua.

6. Tanah kapur

Tanah kapur merupakan tanah yang berasal dari batuan kapur. Tanah kapur ini bersifat tidak subur. Namun, tanah ini cukup ditanami tanaman jati. Tanah kapur terbagi dalam dua macam, yaitu tanah renzina dan mediteran. Tanah Renzina adalah tanah yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan kapur dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanah ini memiliki ciri khas berwarna hitam dan miskin zat hara. Sebagian besar tanah renzina bisa kita temukan di daerah Gunungkidul, DI Yogyakarta

Sedangkan tanah mediteran adalah tanah yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan kapur keras dan juga batuan sedimen. Warna tanah mediteran sedikit kemerahan hingga coklat. Tanah ini bersifat kurang subur. Meski tanah mediteran kurang subur, namun masih cocok untuk ditanami tanaman jati, tembakau, dan palawija, serta jambu mete.

7. Tanah pasir

Tanah pasir adalah jenis tanah yang memiliki kadar air sangat sedikit dan juga sangat miskin unsur hara. Tanah pasir ini berasal dari proses pelapukan batuan pasir. Tanah pasir banyak dijumapai di wilayah Pantai Parangkusumo, DI Yogyakarta.

8. Tanah laterit

Tanah laterit adalah jenis tanah yang bersifat tidak subur, atau bahkan bisa dikatakan sudah kehilangan kesuburannya. Tanah laterit ini banyak mengandung aluminium dan besi. Kandungan unsur hara pada tanah laterit hilang disebabkan curah hujan yang tinggi. Tanah ini berwarna kuning kemerah merahan bersifat kering dan tandus. Tanah ini banyak dijumpai di wilayah Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan Sulawesi Tenggara.

Nah, itulah sedikit pembahasan kita tentang jenis jenis tanah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *